Postingan kali ini not about food... cake... or something for eat... but about hari guru nasional... hhhhmmm... sebenarnya agak geram sich dengan hal ini... sudah lama buanget pengen curhat soal guru-guru yang pernah mengajariku waktu SMP dan SMK...
Apakah aku adalah murid yang kurang ajar terhadap guru karena membeberkan semua ini??? but whatever!!!
Pendidikan yang didapat waktu sekolah sangat menentukan masa depan kita dikemudian hari... inilah yang aku rasakan sekarang... dimana-mana guru-guru itu dihormati... dianggap pahlawan tanpa tanda jasa... dianggap orang yang paling berpengaruh terhadap masa depan siswa... akan tetapi masih ada begitu banyak guru yang tidak layak untuk mendapatkan predikat seperti itu...
Sewaktu sekolah dulu para siswa begitu senang kalau ada guru yang tidak masuk or ijin tidak mengajar... or sangat senang kalau dikasih tugas untuk mencatat buku sampai habis sedangkan si guru keluar entah kemana...
Teringat waktu SMP ada mata pelajaran sejarah... para murid disuruh mencatat buku yang dipinjam di perpustakaan... sedangkan pekerjaan si bapak guru itu hanya bertanya, "sudah sampai bab berapa???" dan kemudian me-maraf catatan yang dicatat para murid kemudian berkata "lanjutkan ke bab berukutnya" sedangkan si guru tersebut tidak membaca apapun yang beliau paraf tersebut... entah si murid benar-benar mencatat isi buku sejarah itu or menulis puisi cinta... or menulis lirik-lirik lagu... gak ada yang tau... toch tidak diperhatikan oleh si bapak guru... sedangkan si bapak guru tersebut tidak pernah menjelaskan apa-apa tentang mata pelajaran yang dia ajari itu... dan sayang sekali saat itu gak ada satupun siswa yang memprotes sikap guru tersebut... temasuk saya... karena takut nanti dapat angka merah...
Setelah masuk SMK ternyata hal serupa terulang kembali... hal ini terjadi pada mata pelajaran perpajakan... ibu guru menyuruh para siswa untuk meminjam buku pajak diperpustakaan kemudiam mencatat isi buku tersebut sampai ber-bab-bab... sedangkan si ibu guru hanya memberi paraf atas catatan yang dibuat para murid tanpa membaca satu kalimat pun dan kemudian pergi keluar kelas dengan berpesan, "lanjutkan ke bab berikutnya... nanti diparaf minggu depan" para murid yang rata-rata tidak peduli dengan pendidikan... yang tidak terpikirkan bahwa ilmu yang didapat disekolah akan berdampak untuk masa depan... begitu senangnya ditinggal oleh si ibu guru... karena bisa punya waktu untuk pacaran dengan teman sekelas... ngerumpi dengan teman sekelas... bahkan dengan bebasnya berjalan-jalan di area sekolah...
Parahnya lagi si ibu guru yang gak pernah mengajar dalam kelas itu telah menjadi kepala sekolah SMK dikampungku... hhhmmm... apakah guru yang tidak pernah mengajar pantas menjadi seorang kepala sekolah??? kok bisa???
Bukan cuma sampai di cara mengajar para guru yang tidak becus... tapi ujian akhir nasional yang tidak murni...
Sebelum ujian akhir nasional tiba murid-murid disuruh untuk mengikuti les disekolah dengan membayar sejumlah uang... para orang tua menyetujui hal itu karena beranggapan hal itu baik untuk anak-anaknya dalam menghadapi ujian nasional nanti...
Masih begitu jelas teringat dalam benakku... bahwa suatu hari kami mengikuti les PPKN (Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan) dalam les itu si bapak guru memberikan soal-soal dan jawaban-jawabannya... dan si bapak guru berkata, "kalian cukup pelajari apa yang saya berikan sekarang... karena itu yang akan keluar diujian nanti..." Whaaaattt??? mungkinkah telah terjadi pembocoran soal ujian??? dan benar saja... semua soal dan jawaban yang diberikan oleb bapak guru sewaktu les itulah yang keluar saat ujian PPKN... baik nomor... sampai titik komanya benar-benar sama... kami murid-murid yang menginginkan kelulusan dengan hasil yang baik tidak peduli dengan hali itu... malahan kami begitu senang karena bisa menjawab semua soal dengan baik...
Lain lagi dengan ujian pada mata pelajaran yang lain... setiap pagi para guru-guru memasuki ruang ujian... kemudian memberikan kertas jawaban atas soal ujian kepada salah seorang siswa... kemudian setelah jawabannya selesai disalin oleh siswa tersebut kertas jawabannya diover kepada siswa yang lain... begitu seterusnya sampai waktunya habis...
Memang didalam ruang ujian itu ada 2 orang pengawas yang berasal dari sekolah lain... pengawas-pengawas inipun tau akan kertas jawaban yang diberikan oleh para guru... pengawas-pengawas tau kalau diruang ujian telah terjadi ketidakjujuran... tapi apa yang dilakukan oleh para pengawas??? nothing!!! mereka pun asik mengobrol dan membiarkan proses pencontekan yang sedang berlangsung...
Begitu pula saat ujian mata pelajaran akuntansi... guru-guru tau para siswa tidak mampu mengerjakan ujian itu tanpa mencontek... dan akhrinya persekongkolan pun terjadi... para pengawas diajak makan oleh para guru-guru di sebuah restoran terapung... jadi otomatis saat ujian berlangsung tidak ada yang mengawasi... jadi para siswa bisa dengan leluasanya membuka buku dan saling menyontek satu sama lain... hhhhmmm...
Parahnya... setiap pagi sebelum memasuki ruang ujian... semua siswa dan guru berkumpul dilapangan sekolah untuk berdoa bersama demi kelancaran proses ujian... apakah yang didoakan supaya proses penyontekannya berjalan dengan baik??? apakan didoakan supaya proses kecurangan tidak akan menjadi masalah???
Delapan tahun sudah saya lulus dari sekolah itu... dan apa yang saya dapatkan sekarang??? penyesalan yang begitu besar!!! kenapa aku begitu senang sewaktu guru mengajar dengan cara seperti itu??? kenapa aku begitu senang ketika guru sering banget ijin untuk tidak mengajar??? kenapa aku begitu senang ketika bisa menyontek saat ujian akhir nasional??? kenapa baru sekarang aku menyadari kebobrokan pendidikan di sekolah-sekolahku itu??? semuanya sudah terlambat!!!
Apakah pantas guru-guru seperti itu dikatakan pahlawan tanpa tanda jasa???